2023 dan Konsisten
Saya termasuk orang yang tidak terbiasa merayakan tahun baru, terutama karena saya tinggal di Aceh. Seperti kalian tahu, sejak beberapa tahun terakhir, pemerintah di Aceh rutin mengeluarkan seruan yang melarang segala bentuk kegiatan perayaan tahun baru. Alhasil, saya pun terbiasa melewatkan malam pergantian tahun hanya dengan nongkrong di warung kopi langganan, itu pun dengan catatan tidak ada petugas Satpol PP dan WH yang meminta pemilik warung tutup lebih awal.
Pada malam pergantian tahun, dari 2021 ke 2022, saya dan bersama seorang teman menghabiskan waktu hanya dengan mengobrol santai di Cek Yuke, warung kopi yang berada di tepi Krueng Aceh. Kami bicara banyak hal, termasuk harapan untuk tahun mendatang. Ketika malam semakin larut, kami menyepakati satu hal, bahwa di tahun 2022 kami perlu melakukan sesuatu yang sesuai dengan passion dan konsisten. Ya, kata kunci kami pada malam pergantian tahun, setahun yang lalu, adalah konsistensi.
Tiap pergantian tahun, orang biasanya membuat resolusi hidup untuk setahun mendatang. Ini sesuatu yang wajar. Orang butuh target yang hendak dicapai. Saya pun sebenarnya, ketika masih berumur 20-an rutin membuat resolusi hidup. Ada yang tercapai tapi, lebih banyak hanya berupa angan-angan belaka. Hal ini kemudian membuat saya jadi malas membuat resolusi hidup. Biarlah hidup berjalan apa adanya.
Dan, bagi mereka yang kerap membuat resolusi hidup, saya hanya ingin mengingatkan saja agar tetap realistis. Memang, tidak ada salah sih membuat target muluk-muluk, tapi tetap saja harus realistis. Itu agar kalian tidak kecewa berkali-kali. Dan, yang lebih penting, berdoalah agar kalian tetapi hidup biar resolusi yang kalian targetkan dapat diperjuangkan.
Lalu, bagaimana dengan saya? Sepertinya resolusi saya masih sama seperti setahun yang lalu. Saya hanya perlu konsisten. Itu saja. Soalnya, selama ini saya sukar sekali konsisten, terutama dalam bidang yang menjadi passion saya sendiri. []
