Belajar Teknik Retorika dari Cicero

A good man speaking well. Orang baik biasanya seorang pembicara yang bagus.

Taufik Al Mubarak

--

Photo by Teemu Paananen on Unsplash

Dulu, saat masih menjadi redaktur di sebuah koran lokal, saya kerap diundang untuk memberi pelatihan atau berbicara terkait jurnalistik di depan orang ramai. Bahkan, saya pun pernah mengajar mahasiswa untuk mata kuliah creative writing. Meskipun terbiasa menyampaikan materi atau ceramah, tetap saja ada tekanan yang saya rasakan. Saya selalu dihantui rasa takut bahwa saya akan gagal saat memberikan materi pelatihan. Apa trik yang biasa saya lakukan?

Saya berlatih? Itu sudah pasti. Berlatih dapat meningkatkan kemampuan kita berbicara. Tapi biasanya yang saya lakukan adalah mempersiapkan pidato pembuka atau materi untuk lima menit pertama: sebuah cerita atau humor inspiratif. Pasalnya, jika waktu lima menit itu berhasil saya lewati, maka rasa percaya diri saya meningkat dan ujungnya penyampaian materi saya berakhir manis.

Apa yang saya rasakan ini sesuatu yang lumrah, bahkan pembicara berpengalaman sekali pun pernah mengalaminya. Dalam kajian retorika atau speech communication, hal ini disebut dengan kecemasan berkomunikasi (communication apprehension). Menurut Jalaluddin Rakhmat, begitu mengalami kecemasan berkomunikasi, Anda akan kehilangan kepercayaan diri dan menurunkan kredibilitas kita di mata audiens.

--

--